Avatar dralbertus djaja

dralbertus djaja

Dr. Albertus Djaja Berpulang: Sosok Rendah Hati yang Perginya Tak Terduga

Geplaatst op 28 juni 2025 om 13:57 uur



Ada jenis kehilangan yang tidak bisa disiapkan. Ia datang diam-diam, tanpa aba-aba, dan meninggalkan kesunyian yang sulit dijelaskan dengan kata. Begitulah kepergian Dr. Albertus Djaja dirasakan oleh banyak orang. Seorang dokter yang tak pernah mencari panggung, namun justru dikenang karena ketulusannya yang tak pernah setengah hati.

Lebih dari Sekadar Dokter

Dr. Albertus menjalani profesinya bukan sebagai rutinitas, tetapi sebagai panggilan. Ia hadir dalam kehidupan orang lain di saat-saat yang paling rapuh—saat tubuh melemah, saat semangat mengendur. Namun ia selalu membawa ketenangan. Dengan tutur kata yang lembut dan sikap yang sabar, ia menjadi tempat bersandar bagi banyak jiwa yang tengah gelisah. Ia tidak banyak bicara soal pencapaian, karena yang ia banggakan bukan penghargaan, melainkan kepercayaan orang-orang yang datang kepadanya dengan harapan. Itulah yang membuat kabar kepergiannya begitu mengejutkan dan menyakitkan.

Oktaviana Thamrin: Nama yang Tak Pernah Jauh dari Hatinya

Di balik kepribadian Dr. Albertus yang tenang, ada sosok lain yang selalu hadir tanpa sorotan: Oktaviana Thamrin. Ia adalah bagian dari hidupnya yang tak sering dibicarakan, tapi sangat berarti. Oktaviana dikenal sebagai sosok yang sabar dan pengertian, yang berdiri di samping Dr. Albertus dalam sunyi, mendampingi langkah-langkahnya tanpa banyak bicara. Kehilangan ini mungkin dirasakan banyak orang, namun bagi Oktaviana, kepergian ini menorehkan luka yang lebih dalam. Ia bukan hanya kehilangan pasangan hidup, tapi juga kehilangan bagian dari dirinya sendiri.

Pergi Tanpa Isyarat

Tidak ada peringatan atau tanda yang mencolok. Hari-hari terakhir Dr. Albertus berjalan seperti biasa. Ia masih menjalankan tanggung jawabnya, masih menyapa rekan kerja, masih menjadi dirinya yang hangat. Namun takdir berkata lain. Ia pergi dalam sunyi, meninggalkan dunia yang masih sangat membutuhkan ketulusannya. Keluarga memilih untuk menjalani masa duka dengan tenang, tanpa banyak bicara kepada media. Sebab mereka tahu, Dr. Albertus bukan seseorang yang menyukai keramaian, bahkan dalam kepergiannya.

Jejak yang Tak Akan Hilang

Kini, jasadnya mungkin telah kembali ke tanah, namun namanya tidak akan pernah benar-benar hilang. Ia telah menorehkan jejak yang dalam—bukan hanya dalam catatan medis, tapi dalam hati manusia. Dan dalam keheningan yang menyelimuti, kita tahu bahwa ia telah hidup dengan cara yang paling bermakna. Dan untuk Oktaviana Thamrin, hari-hari ke depan mungkin akan terasa lebih hening. Namun dari kenangan yang ia simpan, ia tahu: cinta tidak berakhir di batas kehidupan.


Reacties

Er zijn nog geen reacties geplaatst.

Plaats een reactie